Teriakan-teriakan itu…..
Tak pernah henti terus mengganggu…..
Menyelinap ke palung hati, relung jiwa yang paling dalam…..
Bimbang yang tak jua berkesudahan…..
Belum juga terobati luka kemarin lusa……
Berderap menghampiri rasa sakit yang tiada terkira…..
Perih mengingat bayang-bayang kelabu…..
Saat-saat dada masih menanggung beban berat kerinduan…..
Akan indahnya mimpi-mimpi penuh harapan…..
Sejuknya bulir-bulir embun kebersamaan…..
Pedih karena telah terbangun dan tersadar…..
Kembali harus menghadapi realita nyata kasat mata…..
Bahwa kini semua tak akan pernah mungkin lagi ‘tuk ‘menjadi…..
Angin telah membawa logika dan nafsu ke langit tenggara yang tiada berbatas……
Sedangkan arus Air terus mengalirkan jiwa dan cinta ke dasar samudra yang dingin…..
Tertinggal kini hanya secarik cuplikan-cuplikan kenangan senja…...
Yang sesaat lagi tenggelam seiring redup mentari…..
Berganti menjadi gundah malam yang sendu…..
Gulana tanpa merindu…..
Kembali menyisakan “Rasa“ yang -Hampa-…..
Muhamad Gunawan Priadi
9 Mei 2008