Pada Dinding Hampa Siklus Semesta

Pada Dinding Hampa Siklus Semesta
Sesaat melintasi senja merah menghitam..........

Share

Bookmark and Share

Laman

Senin, 22 Oktober 2012

Untuk Diri Sejati


Sendiri pun kembali menjadi
Sunyi menyisakan selembar cerita dari balik layar kelabu
Apa lagi yang perlu dicari?
Apa jua yang kini hendak ditunggu?
Entah apa gerangan yang masih dinanti?
Selain MATI…..!!!

Pada AJAL yang menghampiri : tiada lagi yang kelabu
Tertampak terang segala - tersembunyi
Akan terkuak apa yang selama ini dicari, ditunggu dan dinanti

Untukmu diri sejati…..
Cobalah mengerti, endapkan, pahami kemudian jalankan…..
Bergerak berarak bersama zaman di dalam lintasan…..
Menuju jalan ‘tuk KEMBALI…..
Memulai HIDUP berdampingan dengan MATI…..

Muhamad Gunawan Priadi
22 Maret 2008

Bias Fatamorgana


Bukankah Semesta ini tanpa Batas…!
Maka : Janganlah coba miliki….
Niscaya tak kan sanggup punggung tuk memikul….
Terkecuali memang telah mengerti dengan yakin…..
Alasan kau ada, untuk apa kau hadir di sini...
Hakekat diri pribadi, diri sejati.....

Kelak akan berganti, sekejap silam lalu…..
Hingga tiada lagi masa, jarak antara ruang dan waktu….
Area segala dimensi….

Semua yang pernah ada dengan sendirinya akan sirna…
Tak bersisa….

Cobalah sadari dengan kerendahan hati…
Dengan kemurnian diri….
Menyingkap gelap yang menyelimuti…
Segera bangun, berdiri, melangkah dan berlari….
Kearah Cahaya di atas cahaya…...
Maha segala Maha……
Melebur di dalam Satu…..
Hilang dalam ketenangan suci nan abadi…..

Muhamad Gunawan Priadi
18 April 2008

Jalan Ini Masih Panjang, Kawan….


Sayup-sayup terdengar alunan melodi…..
Desah jangkrik yang smakin malam smakin nyaring…..
Tak ada yang tau hal sebenarnya…..
Apakah sedang bersenandung riang…..
Ataukah lara merintihkan sedih…..

Di dalam dada masih tersimpan sebuah asa yang pernah terlewatkan…..
Jejak-jejak tertinggal dalam sebuah perjalanan…..
Sebuah penantian panjang akan setetes embun yang kan membasahi kelopak mata…..
Hingga menjadi penuh akan kesegaran…..
Sgala kesegaran Pagi…..
Yang kan Membangunkan tidur nyenyak yang baru saja terlelap…..

Hingga kini belumlah nampak jelas, masih teramat samar…..
Terhampar pada padang biru di luasnya samudera…..
Layaknya dendang melodi sang jangkrik yang selalu setia menemani kesunyian malam…..
Tetap sangat sulit untuk dipahami…..

Sesaat tersirat…..
Ini memang bukan untuk dipahami, bukan pula untuk dimengerti…..
Tetapi hanya untuk dijalani dan dihadapi…..
Tak peduli apakah “senandung”ataukah “rintih”…..
Harus dilewati dengan berani…..
Sekali lagi.. “BERANI..!!!”
Demikianlah yang seharusnya terjadi…..

“Jalan Ini Masih Panjang, Kawan”…..

Muhamad Gunawan Priadi
12 Agustus 2006

Jumat, 19 Oktober 2012

Sertaku

Simultan, semua bergerak bersamaan, serentak pun berarak…..

Pernahkah terpikirkan, terlintas pada benak!?.....

Adakah ini hanya sebuah kebetulan, suatu ketidaksengajaan!?.....

Hingga tiada alasan tuk memikirkan…..



Tak perlu membohongi diri…..

Terlebih dengan memberontak…..

Semuanya melekat pada tiap” pribadi”…..

Tak perlu jua takut akan konsekuensi…..

Sebab itu akan tetap memiliki konsekuensi walau diingkari…..

Semakin lama berlari, akan smakin kencang ia mengejar…..

Terus mengiringi tak mau henti…..



Pilihanmulah untuk menerimanya saat ini atau nanti…..

Sebab sebenarnya…………..

Kaupun telah tau perihal, Jua sudah mendapatkan khabar…..

Tak pernah terduga datangnya…..

Dari setiap penjuru, pada semua arah…..



Silih berganti hitam dan putih…..

Saling menggantikan, panas dan dingin…..

Tiada mampu merubah “Kenyataan”…..

Hanya geming sang “Diam” yang punya jawaban…..



Kelak akan benar-benar terang…..

Nampak dengan kenyataan yang pasti…..

Nyata yang senyata-nyatanya…..

Hingga yakin tak ragu lagi…..

Maka : Kemanakah kau akan Lari???.....



Satu yang pasti…..
“Sertaku” akan tetap selalu melingkupi…..



Muhamad Gunawan Priadi   
7 September 2006