Pada Dinding Hampa Siklus Semesta

Pada Dinding Hampa Siklus Semesta
Sesaat melintasi senja merah menghitam..........

Share

Bookmark and Share

Laman

Jumat, 19 Oktober 2012

LELAP



Melayang bebas lepas, luput dari keberadaan…..
Demikian sekilas yang terbersit saat bersandar di sisi lelapmu…..
Smuanya tiada, smua terlupa, terbentang pada ilusi imajinasi…..
Bahkan celoteh nyamuk yang paling kau musuhi pun kini tak sanggup mengganggu…..



Wajah mungilmu kini tanpa senyum…..
Pandanganmu kini tanpa binar…..

Gerakmu kini tiada lincah, hanya sesekali menoleh kanan kiri tuk berposisi…..

Mencari kenyamanan di antara desah nafas malam…..

Di antara selaksa angin yang mendesis perlahan…..



Hanya sepi, Cuma sunyi setia menjadi teman…..
Selain waktu yang tiada lelah berjalan mengiringi sang zaman…..

Semua beranjak bergegas mengikuti putaran…..

Seluruhnya patuh masuk dalam pusaran…..

Mengerucut menciut berjejalan…..



Mata Angin masih memandang pada sisi delapan…..
Kutub bumi masih merupakan Utara dan Selatan…..

Ketika mau tak mau harus berhadapan dengan kenyataan…..

Hingga tak berarti lagi segala perlawanan…..

Hingga tak berlaku lagi segala pertahanan…..



MAKA : Saatnya kau membuka  perbekalan…..
Dari semua yang telah engkau sisakan, engkau sisihkan…..

Karena hanya itulah yang dapat menjadi penawar…..

Bukan “sampah-sampah” yang pernah engkau tinggalkan…..

Dari semua yang pernah luput, pada masa langkah pencarian…..

Maka biarkanlah LELAP menjadi tenang, benar-benar tenang…..

Tertidur tanpa dengkur…..

TERLELAP melepaskan harap juga hasrat…..

“Smoga”…..




Muhamad Gunawan Priadi   

3 September 2006


Tidak ada komentar:

Posting Komentar